google.com, pub-3226549341677865, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Tata cara adat Batak / Cara melaksanakan adat Batak

Monday, 12 April 2021

Ulaon Sari Matua Oppu Hemat Tampubolon di Bulusuraton Lobutolong 1

 




Keturunan,
Op Hemat Tampubolon (Gongan Tampubolon) 

Istri 
Boru Panjaitan  & Boru Harianja :

1. Afdel Roy br Simanjuntak di Bandung
2. Jhonson br Sembiring  di Cimahi
3. T. Simanjuntak br Tampubolon (Bonur) di Batam
4. Jasto br Simanjuntak di Duri
5. Simanungkalit  br Tampubolon (Megawati) di Pekanbaru
6. Lamser br Simangunsong di Bulusuraton
7. F. Tarihoran br Tampubolon (Elfrida)
    di Pekanbaru
8. Lamhot br Hutagalung di Medan
9. Elsa br Tampubolon di Jakarta
10. Lentina br Tampubolon di Bulusuraton

Op. Hemat Tampubolon

Lahir di Bulusuran : 06-06-1939

Meninggal di Bulusuraton: Kamis,27-02-2020, Jam 01.50


Dimakamkan di Bulusuraton : Senin,02-03-2020
Bulusuraton - Lobutolong 1, Desa Siabal-abal 1, Kecamatan Sipahutar, Tapanuli Utara , Sumut


Peta Bulusuraton


Video acara Mangondasi



























_________________________________________
_______________________/////////____________

Ditulis oleh Jhonson Tampubolon


__________________________________
_________________///////_____________

#OppuHemat
#GonganTampubolon
#lobutolong
#bulusuraton
#sipahutar
#HematTampubolon
#OppuHematTampubolon
#PasaeAriAri


Info Terkini : 


Jual Kebun Lahan Sawit  di Kalimantan




Tuesday, 31 July 2018

Silsilah Singkat Marga Tampubolon






Tampubolon adalah salah satu marga Batak yang berasal dari sub-suku Toba. Tampubolon adalah marga yang dipakai oleh keturunan Raja Sapala Tua Tampuk Nabolon (Tampubolon) hingga saat ini. Marga Tampubolon berasal dari daerah Balige, Kabupaten Toba Samosir.

Nama Tampubolon dalam Bahasa Batak Toba secara harfiah merujuk kepada kata tampuk dan bolon yang memiliki arti tangkai daun atau buah (yang) besar.
Hal tersebut mengacu kepada :
- Kata tampuk dalam bahasa Batak Toba memiliki arti sebagai tangkai daun atau buah,
- Kata Bolon dalam bahasa Batak Toba memiliki arti sebagai besar maupun agung.

Marga dan Sebutan bagi keturunan Tuan Sihubil
Tiga cucu langsung Tuan Sihubil adalah Raja Mataniari, Raja ni Apul, serta Raja Siboro.
Dewasa ini keturunannya menggunakan marga Tampubolon, Silaen, dan Baringbing, serta sebutan tambahan yang menyertai marga. Seperti halnya percabangan pohon, marga-marga itu seringkali masih mencirikan asal usulnya.
Belum diketahui sekitar tahun berapa masing-masing marga mulai digunakan. Akan tetapi secara umum dalam masyarakat Batak, pendirian marga adalah urusan besar yang sangat serius. Keinginan ini mengharuskan kesepakatan bersama, serta bermacam upacara rituil Batak kuno. Upacara-upacara itu dilarang pemerintah Hindia Belanda, serta sangat ditentang agama Kristen dan Islam yang dianut kemudian. Pada abad ke 20 tidak ada lagi marga baru yang muncul.

Tanpa bermaksud menghalangi kebebasan pribadi, Tarombo On-line menambahkan marga dibelakang nama para keturunan Tuan Sihubil. Semua marga dianggap mulai digunakan pada generasi 10 setelah Tuan Sihubil.

Tampubolon Baringbing (Barimbing)

Raja Mataniari memperoleh 4 anak lelaki dan 4 anak perempuan melalui istri pertama (boru Hinalang) :
1. Anak pertama:
    Ompu Rudang Nabolon tidak berketurunan. Boru ke empat: Siboru Ari juga tidak berkeluarga.

2. Anak ke dua:
   Ompu Sidomdom bermukim di Siguppar (kecamatan Silaen sekarang), selanjutnya keturunannya menyebar ke Sipahutar dan Humbang.

3. Anak ke tiga:
   Simangan Didalan bermukim di Onan Runggu (kecamatan Sipahutar sekarang).

4. Anak ke empa t:
   Ginjang Niporhas bermukim di Baligeraja (Balige). Keturunannya kemudian menyebar ke Meat, Tampahan, Lobutolong dan Lintongnihuta (kecamatan Sipahutar) sampai ke Hutabagot dan Lumbangaroga di kecamatan Pahae.

Keturunan ketiga ompu tersebut dikenal dengan sebutan Baringbing. Ini bermula dari tradisi menggunakan jengger ayam (baringbing) di tengah tanduk kerbau sebagai penghias di bagian depan atas rumah. Pada prakteknya sampai paruh pertama abad 20 penggunaan Tampubolon sebagai marga masih dominan, dengan Baringbing sebagai sebutan tambahan. Di kemudian hari, sebagian keturunan sudah menggunakan Baringbing (Barimbing) saja sebagai identitas marga di belakang nama seseorang. Dengan demikian dewasa ini ada keragaman penggunaan marga pada keturunan tiga ompu tersebut.

Silaen

Dari istri kedua (Boru Sitorus), Raja Mataniari mendapat 2 anak lelaki yaitu Soddiraja (anak ke 5) dan Badiaraja (anak ke 6).

Keturunan Soddiraja di kemudian hari menggunakan marga Silaen.
Badiaraja pergi merantau ke Lobu Simataniari dan masuk kedalam marga Sitompul. Ikrar dan perjanjian (parpadanan) ketika itulah yang mengikat Tampubolon dan Sitompul sebagai Dongan Saboltok yang dipersamakan sebagai saudara kandung.

3      4      (sundut).
Raja Mataniari 
      Ompu Rudang Nabolon
      Ompu Sidomdom         >> Tampubolon (Baringbing)
      Simangan Didalan       >> Tampubolon (Baringbing)
      Ginjang Niporhas       >> Tampubolon (Baringbing)
      Soddiraja                    >> Silaen
      Badiaraja                    >> masuk ke Sitompul
      Alang Pardosi             >> Pohan (Barus)
      Raja Unduk                >> Barus (Karo)

Pohan (Barus) serta Barus (Karo)

Menjelang usia lanjut, Raja Mataniari pindah ke Barus. Saat itu Barus sudah menjadi wilayah bisnis, dimotori para pedagang Tamil dan Arab yang datang atau menetap disana, sehingga banyak menarik perantau. Raja Mataniari menjadi orang berpengaruh, menguasai tanah-tanah di Tukka Dolok dan Tukka Holbung, serta mendapat gelar Raja Tungtungan. Di Barus, melalui istri ke tiga (Boru Borbor), lahir dua anak lelaki: Alang Pardosi (anak ke 7) dan Raja Unduk (anak ke 8). Raja Mataniari meninggal dunia dan dimakamkan di Barus.

Keturunan Alang Pardosi bergabung menggunakan marga Pohan Barus bersama keturunan kakek moyangnya (Sibagot ni Pohan) yang sudah lebih dahulu disana, dan yang tiba kemudian. Dengan demikian marga Pohan Barus tidak seluruhnya keturunan langsung Tuan Sihubil.

Raja Unduk pergi berkelana dari Barus ke tanah Karo dan mendirikan kampung Barus Jae. Keturunannya menggunakan marga Barus di tanah Karo, atau lebih dikenal dengan Karokaro Barus serta Karokaro Sitepu.

Tampubolon Sibolahotang, Sitappulak, Ulubalang Hobol, dan Sitadduk
Sebagian keturunan Raja ni Apul memakai marga Tampubolon disertai sebutan Sibolahotang atau Sitappulak, yaitu keturunan melalui Raja Marburak dan Pangahut.

3      4      5      6      (sundut).
Raja Niapul 
      Tuan Sumandar.
            Raja Sihajut
                  Raja Marburak >> Tampubolon (Sibolahotang)
                  Pangahut      >> Tampubolon (Sitappulak)
            Ulubalang Hobol     >> Tampubolon (Ulubalang Hobol)
                  Pamottang
      Raja Sitadduk             >> Tampubolon (Sitadduk)
            Partano
            Ompu Surungan
                  Ama Surungan

Sebutan Sibolahotang digunakan oleh keturunan Raja Marburak. Tidak diketahui tepatnya pada generasi ke berapa kebiasaan itu dimulai. Sebutan ini berkaitan dengan dusun Sibolahotang di dekat Balige sekarang, walaupun sebutan itu tidak sepenuhnya tepat. Dari empat cucu Raja Marburak, hanya tiga yang mendirikan pemukiman di dusun Sibolahotang. Cucu pertama (Lobuhole) bersama anak-anaknya tidak bermukim di Sibolahotang. Ompu Niogit bermukim dan menyebar dari Lumbanjulu (di kecamatan Sipahutar sekarang). Ompu Lattang bermukim dan menyebar dari Banjarbagot, Siguragura (kecamatan Habinsaran sekarang).

6      7      8      9      (sundut).
Raja Marburak
      Paduppas
            Lobuhole.
                  Arjang alias Ompu Niogit. Ds Lumbanjulu, kc Sipahutar
                  Tajap alias Ompu Lattang. Banjarbagot, kc Habinsaran
            Ompu Tumampak. Ds Sibolahotang, Balige
                  Pangguccang. Ds Sibolahotang, Balige
            Pandebubu. Ds Sibolahotang, Balige
                  Ompu Raja Hobban. Ds Sibolahotang, Balige
                  Pametar. Ds Sibolahotang, Balige
                  Ompu Mukkana. Ds Sibolahotang, Balige
            Parhaloho. Ds Sibolahotang, Balige
                  Pamuha. Ds Sibolahotang, Balige

Sebutan Sitappulak digunakan oleh keturunan Ompu Pangahut. Sebutan ini berkaitan dengan dusun Sitappulak di Balige, walaupun bukan hanya mereka yang bermukim disana. Anak dan cucu Ulubalang Hobol (mulai dari Pamottang) juga bermukim dan selanjutnya menyebar dari Sitappulak.

Patut diingat bahwa tidak seluruh keturunan Raja ni Apul menggunakan sebutan Sibolahotang atau Sitappulak pada marga Tampubolon. Sebutan itu hanya digunakan oleh keturunan Raja Sihajut. Oppu Ijolo Tappukbolon mengusulkan sebutan Ulubalang Hobol serta sebutan Sitadduk untuk keturunan Raja Ni Apul yang lainnya. Untuk menghormati beliau, sebutan itu digunakan dalam Tarombo On-line.

Tampubolon Sibulele dan Lumbanatas
Sebutan Sibulele dan Lumbanatas berkaitan dengan Dusun Sibulele serta Dusun Lumbanatas di Balige sekarang. Keduanya digunakan oleh keturunan Raja Siboro.

3      4      (sundut).
Raja Siboro.
      Raja Martakhuluk          >> Tampubolon (Sibulele)
      Saribu Raja                     >> Tampubolon (Lumbanatas)

Walaupun bermula dari Sibulele, keturunan Raja Martakhuluk banyak membuka pemukiman-pemukiman lain di sekitar Balige. Sebagian diantaranya dikenal sebagai "par Tanggabatu", karena bermukim di Tanggabatu, terutama keturunan melalui Tuan Pamurta (generasi 8). Dalam Tarombo On-line mereka tetap disebut Tampubolon Sibulele.

Sumber: Raja Patik Tampubolon (1964), Oppu Ijolo Tappukbolon (1996), Drs Richard Sinaga (1996)



#Sapalatuatappuknabolon
#TuanSihubil
#SibagotNipohan
#SilsilahTampubolon
#TuguTampubolon
#AsalTampubolon
#SilsilahSilaen
#SilsilahSitompul
#SilsilahSilalahi
#MargaTampubolon
#RajaTampubolon
#TampubolonRajaMataniari
#RajaMataniari
#RajaNiapul
#TampubolonRajaNiapul
#RajaSiboro
#TampubolonRajaSiboro
#Silaen
#SitompulBangeBange
#SilalahiRajaBungaBunga
#SilalahiParmahan





 

Friday, 6 April 2018

Anggaran Dasar Raja Tampubolon, Boru, Bere, Ibebere Cimahi & Bandung Barat













Kata Pengantar    


Salam dalam Kasih TUHAN kita YESUS KRISTUS

Puji dan syukur kita panjatkan pada  Tuhan kita Yesus Kristus yang  selalu  menyertai 
setiap langkah kehidupan kita dan memberikan hal-hal yang terbaik dalam kehidupan 
kita,  terutama  atas terlaksananya Partangiangan dan Pesta  Bona Taon Punguan 
Pomparan Raja Tampubolon, Boru, Bere dan Ibebere Cimahi, Bandung  Barat dan 
sekitarnya. Kita   dapat      hadir    dan     berkumpul    bersama  dalam   Acara  Pesta 
Partangiangan Bona Toan yang kita laksanakan hari ini, Minggu, 26 Maret 2017.
AMEN !!!!!!!!!!!

Punguan Pomparan Raja Tampubolon,Boru, bere dan Ibabere Cimahi,Bandung Barat 
dan sekitarnya dalam perjalanannya  tentu  mengalami banyak  kendala dan masalah 
yang di hadapi   oleh pengurus   dan   tentunya masih  banyak  hal yang belum dapat 
direalisasikan    sesuai    dengan    kehendak    anggota.  Untuk  itu   perlunya   suatu 
kebersaman yang baik di antara para Pengurus maupun Anggota sehingga terbentuk 
suatu Punguan sosial  yang dapat menjadi  contoh bagi  punguan-punguan yang lain. 
Untuk itu mari kita semua   bergandengan   tangan   dan   bersatu   untuk memajukan 
Punguan ini   menjadi   Punguan   yang   besar   dan   menjadi  dasar  bagi kita untuk 
mengasihi satu dengan yang lain.

Bahwa   Pengurus   Punguan Raja Tampubolon, Boru, Bere dan  Ibebere  Cimahi, 
Bandung Barat dan sekitarnya untuk Periode 2017 – 2021  sudah  terbentuk   sesuai 
dengan  mekanisme   yang tertuang  dalam AD / ART yang  merupakan  kehendak 
semua anggota Punguan.

Demikianlah    kami    sampaikan   supaya   seluruh  anggota  Punguan   mengetahui 
keberadaan    Punguan   dan  Pengurus. Damai  sejahtera  dari  ALLAH  Bapa  yang 
menyertai kita dan memberkati kita sampai selama-lamanya.



Cimahi, 26  Maret 2017
Ketua Punguan



D. Tampubolon / br. Siallagan











Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Dasar



BAB I
BENTUK , NAMA , KEDUDUKAN DAN WAKTU

Pasal 1
Bentuk
Punguan ini  berbentuk organisasi  sosial  berdasarkan kekeluargaan dan  kebersamaan 
yang tidak mencampuri segala urusan yang bersifat praktis.

Pasal 2
Nama
Punguan ini diberi nama Punguan Pomparan Raja Tampubolon,Boru,  bere dan Ibabere 
Cimahi, Bandung Barat dan sekitarnya

Pasal 3
Kedudukan
Punguan  berkedudukan  di Cimahi  yang meliputi  wilayah Cimahi,  Bandung Barat  dan 
sekitarnya.

Pasal 4
Waktu
Punguan didirikan di Cimahi dimana  operasinya adalah  dalam kurun waktu yang tidak 
terbatas.
BAB II
AZAS DAN TUJUAN

Pasal 1
Azas
Punguan berazaskan :
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Dalihan Natolu

Pasal 2
Tujuan
Punguan bertujuan :
1. Meningkatkan  rasa  senasib  sepenanggungan,  membina   persatuan  dan  kesatuan 
    sesama anggota.
2. Melaksanakan dan melestarikan budaya batak yang masih relevan.

BAB III
KEPENGURUSAN

Pasal 1
Susunan Pengurus
Punguan ini dipimpin oleh Pengurus sebagai berikut :
  1. Penasehat
  2. Pengurus Harian yang terdiri dari  :
      - Ketua / Wakil Ketua
      - Sekretaris / Wakil Sekretaris
      - Bendahara / Wakil Bendahara
      - Komisaris Wilayah
      - Seksi – seksi

Pasal 2
Pengurus
Pengurus :
   1. Dipilih  dari  anggota  untuk  masa jabatan selama 4 ( empat ) tahun dan   dapat 
        dipilih kembali.
   2. Bekerja  tanpa  imbalan  jasa  dan   di akhir  periode  memperoleh cindera mata.
   3. Memberikan  laporan  keuangan dan  administrasi setiap 6 ( enam )  bulan kepada 
        anggota.
BAB IV
RAPAT

Pasal 1
Rapat Anggota
1. Rapat   Anggota  adalah   pengambilan   keputusan  tertinggi   dalam    punguan   dan 
    Anggota wajib mengindahkan setip putusan yang di ambil.
2. Rapat Anggota diadakan  minimal 1 ( satu ) kali  dalam satu periode  dan setiap rapat 
    yang telah disetujui oleh pengurus dianggap SAH
3. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan atas usul para pengurus.
4. Rapat Anggota membahas perubahan Anggaran  Dasar,Anggaran Rumah  tangga dan 
    pemilihan Pengurus.

Pasal 2
Rapat Pengurus

Rapat  Pengurus  dapat   dilakukan   sesuai kebutuhan  dengan program kerja Punguan.

BAB V
PENASEHAT

Pasal 1
Pengangkatan
Penasehat adalah  semua  mantan  Ketua Punguan yang telah  melaksanakan  tugasnya 
minimal satu periode.

Pasal 2
Hak dan Kewajiban Penasehat
Penasehat berhak dan berkewajiban :
1. Memberi nasehat  baik  diminta maupun tidak diminta untuk  kemajuan Punguan 
    atau kepada Anggota bila ada permasalahan yang timbul dalam Punguan.
2. Menghadiri setiap Rapat Anggota maupun Rapat Pengurus.

BAB VI
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Anggota
1. Semua  Keturunan Raja Tampubolon, Boru, Bere, Ibebere yang berdomisili di Cimahi, 
    Bandung Barat  dan  sekitarnya  yang   telah   mendaftarkan   diri    kepada   pengurus 
    Punguan.
2. Seseorang yang telah di sahkan menurut aturan  Adat  Istiadat  ( Paradaton )  menjadi 
    keturunan Raja Tampubolon.

Pasal 2
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Setiap Anggota berhak dan wajib dipilih   menjadi  Pengurus serta  memberikan suara 
    dalam rapat Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa.
2. Setiap  Anggota   berhak   mendapatkan  haknya  sesuai dengan   yang   di atur  pada 
    Anggaran Rumah Tangga.
3. Wajib mentaati AD/ART,melaksanakan hasil-hasil yang telah  diputuskan pada Rapat 
    Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa dan menjaga nama baik Punguan.

Pasal 3
Akhir Masa Keanggotaan

Masa Keanggotaan berakhir bilamana :
1. Meninggal dunia.
2. Pindah Domisili.
3. Tidak melaksanakan  kewajiban-kewajiban   sebagai anggota   seperti  diatur  dalam 
     Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
SUMBER KEUANGAN DAN PENGELOLAAN

Pasal 1
Sumber
Sumber – sumber keuangan diperoleh dari :
1. Uang pendaftaran Anggota baru dan Iuran bulanan
2. Sumbangan dari Donatur.
3. Usaha-usaha yang legal.

Pasal 2
Penyimpanan Harta Kekayaan
Harta kekayaan Punguan disimpan dan dipertanggungjawabkan oleh Pengurus Punguan.

Anggaran Rumah Tangga

BAB I
PENGURUS

Pasal 1
Pemilihan Pengurus
Pemilihan Pengurus Punguan diadakan menggunakan system :
1. Secara Langsung
2. Secara tidal Langsung ( dengan membentuk formatur ).

Pasal 2
Hak dan Kewajiban Pengurus
1. Berhak mewakili Punguan kedalam dan keluar.
2. Berhak mengambil kebijaksanaan dalam hal-hal  memaksa atau  sifatnya insindentil .
3. Membuat rencana kerja untuk melaksanakan AD dan ART.
4. Mempresentasikan hasil kerjanya kepada anggota dalam rapat anggota.
5. Membina dan memajukan punguan serta menjaga nama baik Punguan.
6. Menjaga dan memelihara kekayaan Punguan.
7. Menyelesaikan   secara   kekeluargaan   masalah - masalah  yang  ada  pada  anggota 
    punguan ( jika diminta oleh salah satu pihak yang bermasalah ).
8. Melaksanakan tugas sesuai dengan maksud punguan.
9. Setiap 6 ( enam ) bulan wajib melaporkan keuangan pada anggota.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 1
Hak Anggota

1. MENINGGAL DUNIA
   Jika dari   antara   anggota ada yang   meninggal dunia, maka  yang  berkemalangan 
   berhak mendapat santunan duka cita Punguan sebagai berikut :                                  
   A. Anak  anggota  yang berusia  nol ( 0 ) sampai  dewasa  belum  menikah, Punguan 
       mengadakan teken les. Teken les akan dikumpulkan pada saat kejadian dan pada 
       arisan    terdekat.    Disamping    itu    Punguan     memberikan  bantuan  sebesar  
       Rp. 500.000,-( Lima ratus ribu rupiah ) dan  disampaikan  pada  saat   mangapuli   
       keluarga   yang   berduka   cita   dengan  membawa  indahan  sipaet-paet dengan 
       anggaran beras 5 kg dan daging 3 kg.                  

   B. Suami atau istri anggota meninggal dunia Punguan mengadakan teken les. Teken  
        les akan dikumpulkan pada saat kejadian dan pada arisan terdekat. Disamping itu  
        punguan  memberikan  bantuan   sebesar Rp.1.000.000,-( Satu juta rupiah )   dan  
        disampaikan pada   saat mangapuli   keluarga  yang   berduka cita dan membawa 
        indahan sipaet-paet dengan anggaran beras 5 kg dan daging 5 kg.                          

  C.  Ayah dan Ibu anggota meninggal dunia dan acara pemberangkatan dari rumah 
       anggota,maka  Punguan akan mengadakan pengumpulan  bantuan spontanitas 
       dari anggota. Disamping itu Punguan akan mangapuli keluarga yg berduka cita 
       dengan   membawa   indahan  sipaet - paet  dengan  anggaran beras  5 kg dan 
       daging 3 kg.

  D.  Ayah dan Ibu anggota meninggal di bona pasogit  atau di luar  jangkauan wilayah 
        Punguan,   maka    punguan     membawa     lampet sebanyak 50 buah        dan  
        menyampaikan bantuan sebesar Rp.300.000,-  ( seratus  ribu rupiah )                 

2. PERNIKAHAN
            
    A . Setiap anggota dongan tubu yg menikahkan anaknya laki-laki (Adat Na Gok),
          maka    punguan    wajib   menghadirinya     dan    memberikan   tumpak sebesar 
          Rp. 200.000,- ( Dua ratus ribu rupiah ).

    B.  Setiap  anggota  dongan tubu yang menikahkan anaknya perempuan/boru 
          ( Adat Na Gok ),maka punguan wajib menghadirinya dan memberikan 
          ulos ragi hotang ( diuloshon di pesta )  seharga Rp. 200.000,- 
          (Dua ratus ribu rupiah).

   C.  Setiap  anggota  Boru,Bere,Ibebere  yang menikahkan  anaknya laki-laki 
         dan perempuan (Adat Na Gok ), maka Punguan memberikan  ulos ragi hotang 
        ( diuloshon di pesta ) seharga Rp. 200.000,- ( Dua ratus ribu rupiah )

   Setiap  anggota / anak anggota    yang melaksanakan    pernikahan  atau mangadati,
   maka punguan  akan  menjalankan  kewajiban  sesuai  dengan    butir A , B , dan C.

   Setiap anak  anggota   punguan yang   menikah akan tetapi   pernikahannya   hanya 
   melalui gereja atau agama selain Kristen atau catatan sipil,apabila hal ini dilaporkan
   kepada   punguan, maka    punguan      wajib     memberikan     kado / uang   sebesar 
   Rp. 200.000,- ( Dua ratus ribu rupiah ).

   CATATAN :
   KEWAJIBAN PUNGUAN DI ATAS AKAN   DI LAKSANAKAN DENGAN SYARAT 
   BAHWA  PUNGUAN HARUS MENERIMA UNDANGAN RESMI NAMARTODOAN 

3. SAKIT
    - Setiap anggota ( suami , istri , anak ) yg di opname  di  rumah  sakit ( RS ) maka 
      punguan memberikan bantuan sebesar Rp. 200.000,- (Dua Ratus ribu rupiah )
      dan di sampaikan pada saat besuk.
    - Setiap anggota yg sakit wajib  memberitahukan kepada pengurus punguan

4. PINDAH DOMISILI
    Anggota punguan yang pindah dari wilayah punguan, maka punguan  akan memberikan
    kenang-kenangan seharga Rp. 300.000,- ( Tiga ratus ribu rupiah ).

5. Melahirkan
    Setiap  anggota  (istri)  yang  melahirkan,  Punguan  wajib   membesuk  dan memberi 
    bantuan sebesar Rp. 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah)

Pasal 2
Kewajiban Anggota
1. Setiap   anggota   wajib  membayar   uang   pendaftaran,  uang   iuran   bulanan   dan 
    pungutan insidentil yang diputuskan pada Rapat pengurus.
2. Wajib hadir untuk membantu anggota yang berduka cita atau bersuka cita.
3. Setiap anggota  memberikan   informasi kepada pengurus apabila  ada kejadian yang 
    terjadi pada setiap anggota punguan.

BAB III
KEUANGAN

Pasal 1
Pemasukan
Pemasukan ke kas punguan diperoleh dari :
      1. Uang pangkal sebesar Rp. 50.000,- ( Lima puluh ribu rupiah ).
      2. Iuran bulanan sebesar Rp. 20.000,- ( Dua puluh ribu rupiah ).
      3. Sumbangan sukarela.
      4. Usaha-usaha yang legal.

Bab IV
Sangsi Anggota

Pasal 1
Sangsi
Bagi  anggota  Punguan  yang  tidak mengikuti  arisan  dan tidak membayar iuran wajib 
bulanan  anggota  selama  6 ( enam )   bulan  secara   berturut - turut,  maka  dianggap 
mengundurkan     diri    dan    tidak    berhak  mendapatkan    anggaran  rumah   tangga 
dari Punguan.


BAB V
TAMBAHAN

Pasal 1
Lain-lain
1. Anggota  yang  mengadakan  pesta, tetapi  tidak  dapat melaksanakan sesuai dengan 
    ADAT BATAK   yang   sebenarnya,   karena    larangan  atau  peraturan dari  aliran 
    kepercayaan  yang dianutnya   atau menggunakan  adat selain  adat  batak ,maka hal
     ini tetap dianggap adat resmi ( Adat Na Gok ).
2. Bila ada suka duka dan lain-lain   pada anggota yang tercatat   sebagai anggota akan 
    tetapi tidak mengindahkan AD/ART  ini, maka punguan  tidak  dapat  mengeluarkan 
    biaya apapun dari kas. Kepada keluarga tersebut punguan dapat diurus atau dibantu
    secara pribadi oleh anggota punguan dan tidak mewakili atas nama Punguan.
3. Hal – hal yang  di anggap  perlu  tetapi  tidak diatur dalam pasal-pasal ini,maka akan 
    diadakan musyawarah untuk mengambil suatu kebijaksanaan.
4. Anggaran Rumah Tangga  ini  dinyatakan  berlaku  mulai dari tanggal 22 April 2017, 
    dengan demikian  maka Anggaran Rumah Tangga yang sebelumnya dinyatakan tidak
    berlaku lagi. 


Ditetapkan di : Cimahi
Pada tanggal : 22 April 2017
Atas  Nama  Rapat dan  Musyawarah Punguan Raja Tampubolon, boru, bere, Ibabere 
Bandung Barat  dan Sekitarnya.











Dokumentasi









SILSILAH TAMPUBOLON




#AnggaranDasar
#RajaTampubolon
#Cimahi
#TampubolonCimahi
#PartangianganTampubolon
#BonaTaonTampubolon
#NatalTampubolon
#KetuaTampubolon
#BoruTampubolon
#BereTampubolon
#PunguanTampubolon







Sunday, 29 October 2017

Tata cara dan prosesi pernikahan adat Batak













1. Mangarisika.

§  Adalah kunjungan utusan   pria yang   tidak resmi ke tempat wanita dalam   rangka    penjajakan. 
  Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan  maka pihak orang tua pria memberikan tanda
  mau (tanda holong dan pihak wanita memberi tanda mata). Jenis barang-barang pemberian untuk 
  pernikahan adat batak dapat berupa kain, cincin emas, dan lain-lain .
2. Marhori-hori Dinding/marhusip.
§  Pembicaraan antara kedua belah pihak yang melamar dan yang dilamar, terbatas dalam hubungan
  kerabat terdekat dan belum diketahui oleh umum.
3. Marhata Sinamot.
§  Pihak kerabat mempelai pria (dalam jumlah yang terbatas) datang kepada kerabat mempelai wanita 
  untuk melakukan marhata sinamot, membicarakan masalah uang jujur (tuhor).



4. Pudun Saut.
§  Pihak kerabat pria tanpa hula-hula mengantarkan wadah    sumpit berisi nasi dan lauk pauknya 
  (ternak yang sudah disembelih) yang diterima oleh pihak   parboru dan setelah makan bersama 
  dilanjutkan dengan pembagian Jambar Juhut (daging) kepada anggota kerabat, yang terdiri dari:
  1.    Kerabat marga ibu (hula-hula)
  2.    Kerabat marga ayah (dongan tubu)
  3.    Anggota marga menantu (boru)
  4.    Pengetuai (orang-orang tua)/pariban
     Diakhir kegiatan Pudun Saut maka pihak keluarga wanita dan pria bersepakat menentukan waktu 
     Martumpol dan Pamasu-masuon.
5. Martumpol (martuppol)
 §  Penanda-tanganan persetujuan pernikahan adat oleh orang tua kedua belah pihak atas rencana 
    perkawinan anak-anak   mereka dihadapan  pejabat gereja. Tata cara Partumpolon dilaksanakan 
    oleh pejabat gereja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 §  Tindak lanjut  Partumpolon  adalah  pejabat  gereja   mewartakan rencana pernikahan dari kedua 
    mempelai melalui warta jemaat,  yang di  HKBP    disebut  dengan 9Tingting ( tikting).   Tingting ini
    harus dilakukan dua kali hari minggu berturut-turut. Apabila     setelah dua   kali tingting tidak ada 
    gugatan  dari  pihak lain baru dapat dilanjutkan dengan    pemberkatan nikah   (pamasu-masuon).
 §  Songon na somal tontu    dung sidung acara partumpolon pintor pasahaton ni pangula ni huria do 
    partingkian tu hasuhuton paranak nang parboru laho mandok hata. Sian dos ni roha ni hami 
    paranak ditingki tonggo saripe, marsogot mandok hata pinasahatma tu anggidoli ….. .............. ....
    bapatua ni si ……. (ompu martinodohon). Tarsongon on ma hata na naeng sipasahaton ni nasida:
 §  Tamada do hita mandok  mauliate tu Amanta  Debata   Pardenggan Basa siala asi dohot holong ni 
    roha na natongtong   mangiringiring  hita  saluhutna  sian  angka  ari   naung   salpu rodi tingki on 
    tarlumobi ma i  sadarion mansai denggan jala une ulaon Partumpolon ni anak nami dohot 
    oroanna ima na naeng parumaennami,  boru ni Hulahulanami Raja i Raja ……………. Tangkas do
    nangkin  nunga  di  patumpolhon  nasida  di jolo   ni huria ni   Tuhanta    marhite naposona amang 
    pandita.
 §  Asa dohonon nami ma antong mauliate godang tu amang pandita …………………… suang songon
    i tu  saluhut parhalado ni hurianta HKBP …naung manghobasi jala patupahon ulaon partumpolon i.
    Udut tusi   pasahaton   nami  do mauliate tu  organist  dohot  sude  punguan  koor   naung mamuji  
    pasangaphon goar ni Tuhanta marhite ende dohot puji-pujian naung ni endehon nasida, 
    marsangap ma antong goar ni Tuhanta jala hita pe saluhut taruli pasu-pasu hinorhon ni ende puji-
    pujian i.
 §  Namangihut, mauliate godang ma hupasahat hami tu saluhut hamu  nahuparsangapi hami, Hula-
    hula nami Raja………..l, Tulang dohot Bona Tulang nami ………. Tulang Rorobot nami…………..,
    saluhut horong ni Hula-hula  dohot Tulang,  suang songon i ma nang di hita    namardongan tubu 
    pomparan ni ompunta Raja…………, Boru   dohot Bere/Ibebere nami,  ale-ale,    pariban, dongan 
    sahuta nang  dongan sahuria, suang songoni ma di hamu Hula-hula nami     Raja i Raja…………. 
    dohot saluhut uduran muna, mauliate godang ma hupasahat hami di   haradeon dohot harentaon 
    muna mangadopi acara partumpolon ni anak nami dohot boru ni Raja i   di namarsangkap nasida
    naeng mamungka pardongan saripeon jala naeng manjalo pasu-pasu    parbogason nasida di ari 
    ……………… na naeng ro marhite naposo ni Tuhanta di bagas joro on.
 §  Ala ni i,  marhite on tung  gomos do pangidoon nami asa rap taboan nasida di tangiangta, asa tiur 
   sude  sangkap  nasida,  jala   dao ma angka abat-abat.  Suang  songoni ma nang di hami bona ni 
   hasuhuton paranak dohot Hula-hula nami Raja ……………, boan hamu   hami ditagiangmuna asa 
   dipagogoi jala di parbisuhi hami di na naeng mangarade patupahon angka nahombar tu 
   pamasupasuon dohot pesta unjuk ni ianakhon nami.
§  Dibagasan las ni roha, sian asi dohot holong ni Tuhanta marhite pasu-pasuNa, huparade hami do 
   kopi, teh manis dohot lampet asa rap manghalashon ma hita saluhutna. Botima mauliate. Horas.

6. Martonggo Raja atau Maria Raja.
§  Adalah suatu kegiatan pra pernikahan adat yang bersifat seremonial yang mutlak diselenggarakan
  oleh penyelenggara pernikahan adat yang bertujuan untuk :
  1.    Mempersiapkan kepentingan pernikahan adat yang bersifat teknis dan non teknis
  2.    Pemberitahuan pada masyarakat bahwa pada waktu yang telah ditentukan ada pernikahan adat  pernikahan dan berkenaan dengan itu agar pihak lain tidak mengadakan pernikahan adat dalam  waktu yang bersamaan.
  3.    Memohon izin pada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta atau penggunaan fasilitas umum  pada pesta yang telah direncanakan.



ULAON UNJUK
Marsibuha buahi
 §  Pagi hari sebelum dimulai pemberkatan/catatan sipil/pesta adat, acara dimulai dengan
   penjemputan mempelai wanita di rumah disertai dengan makan pagi bersama dan berdoa untuk 
   kelangsungan pesta pernikahan,biasanya disini ada penyerahan bunga oleh mempelai pria dan 
   pemasangan bunga oleh mempelai wanita dilanjutkan dengan penyerahan Tudu-tudu Ni 
   Sipanganon dan Menyerahkan dengke lalu makan bersama, selanjutmya berangkat menuju gereja
   untuk pemberkatan.
Manjalo Pasu-pasu Parbagason (Pemberkatan Pernikahan)
 §  Pengesahan pernikahan adat kedua mempelai menurut tatacara gereja (pemberkatan pernikahan
   oleh pejabat gereja). Setelah pemberkatan pernikahan selesai maka kedua mempelai sudah sah
   sebagai suami-istri menurut gereja.
 §  Setelah selesai seluruh acara pamasu-masuon, kedua belah pihak yang turut serta dalam acara 
   pamasu-masuon maupun yang tidak pergi menuju tempat kediaman orang tua/kerabat orang tua
   wanita untuk mengadakan pesta unjuk. Pesta unjuk oleh kerabat pria disebut Pesta Mangalap 
   parumaen (baca : parmaen)


PROSESI MASUK PENGANTEN
1.    Molo ulaon di alap jual (ulaon di alaman ni parboru), parboru    dohot  kedua   pengantin, suang songon i dohot    paranak  rap   masuk  ma tu  gedung  pertemuan    jala  masing-masing hasuhuton hundul ma di inganan naung ditontuhon.Pihak  parboru   ma naparjolo manggorahon angka horong   ni hula-hulana,  asa masuk  nasida tu  gedung     jala tangkas do i dijalo di ruhut paradaton.
2.    Molo ulaon taruhon jual do (ulaon di paranak) rap masuk do suhut paranak dohot parboru suang songon i   dohot pengantin tu   gedung, alai mulak do   muse pihak hasuhuton ni parboru mandapothon angka dongan tubuna. Jadi holan napataruhon boru muli do nasida tu inganan ni paranak.   Jadi, ingkon tangkas  do muse gorahonon jala jaloon ni suhut paranak pihak parboru (hula-hulana), suang songon i di ruhut   adat-paradaton   (parboru mamboan boras sipir ni tondi dohot dekke).   Alai sebagian   sian boras i dipapulik do   deba  asa adong pangkeonna di ulaon paulak une.
Molo dung masuk tu gedung, laos pihak paranak     do  najumolo manggorahon jala manjalo horong ni hula-hulana. Dung sae pe i asa dilehon paranak tingki tu parboru laho manjalo hula-hulana. Jala boras sipir ni tondi nabinoan ni hula-hula ni parboru biasana dilehon do itu pihak paranak, manang sesuai tu hasil kesepakatan (dos ni roha)ni Parboru dohot Paranak hian.


PROSESI MASUK TEMPAT  ACARA ADAT
(Contoh Acara di Tempat Perempuan)
§  Raja Parhata/Protokol Pihak Perempuan = PRW
§  Raja Parhata/Protokol Pihak Laki-laki      = PRP
§  Suhut Pihak Wanita = SW
§  Suhut Pihak Pria      = SP
1.    PRW meminta semua dongan tubu/semaraganya bersiap untuk menyambut dan menerima kedatangan rombongan hula-hula dan tulang
2.    PRW memberi tahu kepada Hula-hula, bahwa SP sudah siap menyambut dan menerima kedatangan Hula-hula
3.    Setelah hula-hula mengatakan mereka sudah siap untuk masuk, PRW mempersilakan masuk dengan menyebut satu persatu, hula-hula dan tulangnya secara berurutan sesuai urutan rombongan masuk nanti: dimulai dari Hula-hula ……
1.    1. Hula-hula, ……
2. Tulang, …….
3. Bona Tulang, …..
4. Tulang Rorobot, …..
5. Bonaniari, ……
6. Hula-hula namarhahamaranggi:
– a …
– b….
– c….
– dst
7.Hula-hula anak manjae, … dengan permintaan agara mereka bersam-sama    masuk dan menyerahkan pengaturan selanjutnya kepada hula-hula …………
2.    PR Hulahula, menyampaikan kepada rombongan hula-hula dan tulang yang sudah disebutkan PRW pada III , bahwa SW sudah siap menerima kedatangan rombongan hula-hula dan tulang dengan permintaan agar uduran Hula-hula dan Tulang memasuki tempat acara , secara  bersama-sama.
Untuk itu diatur urut-urutan uduran (rombongan) hula-hula dan tulang yang akan memasuki ruangan. Uduran yang pertama adalah Hula-hula,……, diikuti TULANG …….sesuai urut-urutan yang disebut kan PRW pada (3).
3.    MENERIMA KEDATANGAN SUHUT PARANAK (SP).
Setelah seluruh rombongan hula-hula dan tulang dari SW duduk (acara 4), rombongan Paranak/SP dipersilakan memasuki ruangan.
PRW, memberitahu bahwa tempat untuk SP dan uduran/rombongannya sudah disediakan dan SW sudah siap menerima kedatangan mereka beserta Hula-hula , Tulang SP dan uduran/rombongannya
4.    PRP menyampaikan kepada dongan tubu ……….., bahwa sudah ada permintaan dari………… agar mereka memasuki ruangan.
Kepada hula-hula dan tulang (disebutkan satu perasatu) yaitu:
1.   Hula-hula, ….
2.   Tulang, …..
3.   Bona Tulang, ….
4.   Tulang Rorobot, …..
5.   Bonaniari , …..
6.   Hula-hula namarhaha-marnggi:
–  a…….
–  b …….
–  c…….
–  dst

7.   Hula-hula anak manjae…..PRP memohon, sesuai permintaan hula-hula SW agar mereka masuk bersama-sama dengan SP. Untuk itu tatacara dan urutan memasuki ruangan diatur, pertama adalah Uduran/rombongan SP& Borunya, disusul Hula-hula….., Tulang…..dan seterusnya sesuai urut-urutan yang telah dibacakan PR ………… (Dibacakan sekali lagi kalau sudah mulai masuk).
MENYERAHKAN TANDA MAKANAN ADAT.
(Tudu-tudu Ni Sipanganon)


Dipasahat paranak ma parjolo tu par boru songon on mahatana Pasahathon Tudu-tudu ni Sipanganon Paranak

Ulaon Sari Matua Oppu Hemat Tampubolon di Bulusuraton Lobutolong 1

  Google Maps Bulusuraton https://maps.app.goo.gl/CGypPp2afRC7wYjK8 Keturunan, Op Hemat Tampubolon (Gongan Tampubolon)  Istri  Boru Panjaita...